Keseimbangan Benda Tegar
IX.
KESEIMBANGAN
BENDA TEGAR
dan ELASTISITAS
1. BENDA TEGAR.
Benda tegar adalah benda yang
tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada benda tersebut.
F
2. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR.
Sebuah benda tegar berada dalam
keseimbangan mekanis bila dilihat dari suatu kerangka acuan inersial, jika :
a.
percepatan linear pusat massanya sama dengan nol, apm = 0.
b.
percepatan sudutnya sama dengan nol, a = 0.
Untuk vpm = 0 dan w = 0 disebut keseimbangan statik.
Bila apm = 0, maka Feks
= 0. Untuk gaya-gaya dalam ruang ( 3 dimensi) diperoleh :
F1x
+ F2x + ... + Fnx = 0 atau å Fx
= 0
F1y
+ F2y + ... + Fny = 0 atau å Fy
= 0
F1z
+ F2z + ... + Fnz = 0 atau å Fz
= 0
Bila a = 0, maka teks = 0 dan
diperoleh
t1x + t2x + ... + tnx = 0 atau
åtx = 0
t1y + t2y + ... + tny = 0 atau
åty = 0
t1z + t2z + ... + tnz = 0 atau
åtz = 0
Dalam kasus tertentu dimana
gaya-gaya hanya terletak pada satu bidang, (misalkan bidang xy) diperoleh :
F1x
+ F2x + ... + Fnx = 0 atau å Fx
= 0
F1y
+ F2y + ... + Fny = 0 atau å Fy
= 0
t1z + t2z + ... + tnz = 0 atau
åtz = 0
åtz = 0 ini
terhadap sembarang titik pada benda tegar tersebut.
F1
F2
r1
O
Torsi terhadap titik O adalah :
to = (r1 x F1) + (r2 x F2) + ... + (rn
x Fn)
Torsi terhadap titik O’ adalah :
to’ = (r1- r’) x F1+ (r2 - r’) x F2 + ... +
(rn - r’) x Fn
to’ = {(r1 x F1) + (r2 x F2)
+ ... + (rn x Fn) } – r’ x (F1+ F2
+ … + Fn)
Jika sistem dalam keadaan
seimbang, S F = 0 maka
to = to’
Torsi terhadap titik sembarang
adalah sama.
3. PUSAT GRAVITASI
Bila kita
perhatikan benda tegar, salah satu gaya yang perlu diperhatikan adalah berat
benda, yaitu gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut. Untuk menghitung
torsi dari gaya berat tersebut, gaya berat dapat dipertimbangkan terkonsentrasi
pada sebuah titik yang disebut pusat gravitasi.
Perhatikan
benda berbentuk sembarang pada bidang xy. Benda kita bagi-bagi menjadi
partikel-partikel dengan massa m1, m2, …yang mempunyai
koordinat (x1, y1) , (x2, y2)
,…pusat massanya dapat dinyatakan sebagai
m1x1 + m2x2
+ m3x3 + …
m1 + m2 + m3
+ …
y
m1g
pg m2g
x
W = Mg
Setiap partikel memberikan kontribusi torsi terhadap
titik pusat dan ini sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh gaya tunggal, yaitu
gaya berat dikalikan dengan lengan gayanya. Titik dimana gaya berat bekerja
disebut pusat gravitasi.
(m1g1
+ m2g2 + m3g3 + …) xpg = m1g1x1 + m2g2x2
+ m3g3x3 + …
Bila diasumsikan g homogen
maka, pusat gravitasi :
m1x1 + m2x2
+ m3x3 + …
m1 + m2 + m3
+ …
Bila gravitasi homogen, pusat
gravitasi berimpit dengan pusat massa.
4. SISTEM KESEIMBANGAN
Di dalam menyelesaikan suatu sistem keseimbangan di bawah
pengaruh beberapa gaya, ada beberapa prosedur yang perlu diikuti.
a.
Tentukan objek/benda yang menjadi pusat perhatian
dari sistem keseimbangan.
b.
Gambar gaya gaya eksternal yang bekerja pada obyek
tersebut.
c.
Pilih koordinat yang sesuai, gambar
komponen-komponen gaya dalam koordinat yang telah dipilih tersebut.
d.
Terapkan sistem keseimbangan untuk setiap komponen gaya.
e.
Pilih titik tertentu untuk menghitung torsi dari
gaya-gaya yang ada terhadap titik tersebut. Pemilihan titik tersebut sembarang,
tetapi harus memudahkan penyelesaian.
f.
Dari persamaan yang dibentuk, dapat diselesaikan
variabel yang ditanyakan.
5. ELASTISITAS
Dalam
pembahasan sebelumnya, benda yang mendapatkan gaya diidealkan sebagai benda
tegar, tidak mengalami perubahan bentuk bila mendapat gaya. Sesungguhnya benda
mengalami perubahan bentuk saat mendapatkan gaya. Pada bagian ini akan dibahas
tentang hubungan perubahan bentuk tersebut dengan gaya yang menyebabkannya.
5.1. Tekanan
F F F F F
F
F F
F F
F^
F F
F¤ ¤
Gambar di atas melukiskan suatu batang yang
mempunyai penampang serbasama ditarik dengan gaya F pada kedua sisinya. Batang
dalam keadaan tertarik. Bila dibuat irisan di batang (gambar b) yang tidak
dekat ujung batang, maka pada irisan tadi terdapat tarikan dengan gaya F yang
merata di penampang batang (sistem dalam keadaan seimbang). Dari sini dapat
didefinisikan tegangan di irirsan tersebut sebagai perbandingan antara gaya F
dengan luas penampang A.
Tegangan
: S = F/A ( N/m2 = Pascal)
Tegangan tersebut disebut tegangan tarik.
Bila irisan tadi dibuat sembarang (membentuk sudut),
maka luasannya menjadi A’ dan dan gaya F tadi bisa diurakan menjadi dua
komponen, yaitu F^ (tegak lurus/normal
terhadap A’ dan F¤ ¤ (sejajar/tangensial terhadap
A’). Maka tegangan dapat diurakan menjadi :
Tegangan
normal = F^ / A’
Tegangan
tangensial (geser) = F¤ ¤ /A’
Demikian juga sebaliknya, bila gaya pada balok
mengarah ke balok. Tegangannya disebut tegangan tekan.
5.2. Regangan
Bila gaya diberikan pada balok tersebut memberikan
tegangan tarik, maka balok tersebut juga mengalami perubahan bentuk yang
disebut regangan.
Lo
DL
F F
L
Regangan
tarik = L - Lo = DL
Lo
Lo
Regangan tekan dapat didefinisikan dengan cara sama,
dengan DL sebagai pengurangan
panjang.
Bila gaya
yang diberikan memberikan tegangan geser maka perubahan bentuk pada balok
menjadi :
x
b
b’ c
c’
h f
a,a’ d,d’
Regangan
geser = x/h = tg f ~ f ( karena x << h)
Regangan dikarenakan tekanan hidrostatis disebit
regangan volume :
Regangan
volume = DV
V
5.3.
Elastisitas dan Plastisitas
Hubungan antara tegangan dan regangan menyatakan
elstisitas bahan tersebut. Grafik tegangan sebagai fungsi regangan suatu logam
dapat digambarkan sebagi berikut :
T
e c
g b d
a
a
n
g a : batas
proporsional
a b : batas elastik
n o - b : sifat elastik
b - d :
sifat plastik
d : titik
patah
O
Regangan
Bagian pertama (O - a)
tegangan sebanding dengan regangan, a adalah batas proporsional tersebut. Dari
a sampai b tidak sebanding lagi, tetapi bila beban diambil, kurva akan kembali
ke titik a lagi. Titik a sampai b masih
bersifat elastik dan b adalah batas elastik. Bila beban di ambil setelah
melewati b, misal di c, kurva tidak
kembali ke b tetepi kembali melellui garis tipis. Sehingga panjang tanpa
tegangan menjadi lebih besar dari semula. Bila beban ditambah terus sampai
patah di d, d disebut titik patah. Bila b sampai d cukup besar, bahan tersebut
bersifat ulet, tetapi kalau sangat pendek disebut rapuh.
5.4. Modulus Elastik
Perbandingan antara tegangan
dan regangan disebut modulus elastik bahan.
5.4.a. Modulus Young
Bila kita perhatikan
tegangan dan regangan tarik/tekan, sampai batas proporsional, perbandingan
tegangan dan regangan disebut : modulus Young, Y :
Tegangan tarik Tegangan tekan
Y
= =
Regangan tarik Regangan tekan
F^ / A’
Y
=
DL / Lo
5.4.b. Modulus Geser
Didefinisikan sebagi
perbandingan tegangan geser dan regangan geser.
Tegangan geser
S =
Regangan geser
F¤ ¤ /A’ h F¤ ¤ / F¤ ¤ /A
S
= = =
x / h A x tg f
Modulus geser disebut juga
modulus puntir, dan hanya terjadi pada zat padat.
5.4.c. Modulus Bulk
(Balok)
Modulus ini menghubungkan
tekanan hidrostatik dengan perubahan volumenya.
dp dp
B
= - = - Vo
dV/Vo dV
Kebalikan dari modulus Bulk
adalah kompresibilitas
k = 1/ B
Komentar
Posting Komentar