Motor Bakar
MOTOR BAKAR
2.1 Teori Dasar
2.1.1 Motor
Bensin.
Motor bensin termasuk ke dalam jenis
motor bakar torak. Proses pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder
(internal combustion engine). Motor bakar bensin dilengkapi dengan busi dan
karburator yang membedakanya dengan motor diesel .
Busi berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang
telah dimampatkan dengan jalan memberi loncatan api listrik diantara kedua
elektrodanya. Karena itu motor bensin dinamai
dengan spark ignitions. Sedangkan karburator adalah tempat bercampurnya
udara dan bensin. Campuran tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang
dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik dari busi menjelang akhir langkah
kompresi.
Motor diesel tipe penyalaannya yaitu dengan kompresi,
dimana pada langkah hisap hanya udara yang dimasukkan kedalam ruang bakar dan
pada sesaat menjelang langkah kompresi berakhir bahan bakar disemprotkan dan
dengan tekanan dan temperatur yang tinggi terjadilah pembakaran. Dalam
perkembangannya kedua motor bakar ini sangat banyak digunakan baikitu
dikendaraan maupun di aparatus yang lain.
Siklus Otto(ideal) pembakaran tersebut dimisalkan dengan
pemasukan panas pada volume konstan.
P
T
3 4
4
2
2 3
0 1 1 0
V
S
Keterangan grafik
v 0 – 1 Proses pengisapan udara dan pemasukan bahan bakar
dari luar.
v 1 – 2 Kompresi (Proses Isentropik)
v 2 – 3 Pemasukan Kalor (Terjadi Pada Tekanan Konstan)
v 3 – 4 Kerja (Diangap proses Isentropik)
v 4 – 1 Pengeluaran Kalor pada Volume Konstan).
Daya Poros
Daya poros didefinisikan sebagai momen putar dikalikan
dengan kecepatan putar poros engkol.
Daya poros diketahui dari pengukuran, dinamometer-brake digunakan
untuk mengukur momen putar dan tachometer untuk mengukur putaran poros engkol.
Tekanan Efektif Rata – rata
Tekanan efektif rata – rata didefinisikan sebagai tekanan
efektif dari fluida kerja terhadap torak sepanjang langkahnya untuk
menghasilkan kerja persiklus.
Efisiensi Termal
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang
dihasilkan terhadap jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu
tertentu.
Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan
antara laju aliran udara sebenarnya terhadap laju aliran ideal.
Pemakaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/jam, misalkan
pemakaian 50cc bahan bakar setiap detik maka jumlah bahan bakar yang dipakai
dalam kg/jam adalah :
mf = . Spgr bahan bakar . kg/jam
Pemakaian bahan bakar spesifik
Pemakaian bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai
banyaknya bahan bakar yang terpakai perjam untuk menghasilkan setiap kW daya
motor.
Perbandingan Bahan Bakar-Udara
Untuk
menentukan perbandingan – perbandingan bahan bakar-udara digunakan persamaan :
Laju Air Pendingin
Alat
ukur ini digunakan untuk mengukur volume aliran air yang masuk radiator, maka
debit aliran air dapat ditentukan :
Qa =
Maka laju massa
aliran air :
ma = (kg/s)
dimana :
ma = laju massa air
pendingin
= massa jenis
air, kg/m3
Qa =
debit aliran air, m3/s
Prinsip
keseimbangan energi digunakan untuk mengetahui energi dalam bentuk panas yang
digunakan secara efektif pada suatu sistem. Skema keseimbangan energi seperti
gambar dibawah ini :
|
2.1.2. Motor Bakar Diesel
Motor bakar diesel yang berbeda dengan motor bakar bensin
proses penyalaannya bukan dengan loncatan bunga api listrik. Pada langkah isap
hanyalah udara segar yang masuk kedalam silinder. Pada waktu torak hampir
mencapai TMA bahan bakar disemprotkan kedalam
silinder.
Terjadilah penyalaanan untuk pembakaran, pada saat udara
masuk kedalam silinder sudah bertemperatur tinggi.
sistim bahan bakar
ada tiga sistem yang banyak dipakai dalam penyaluran
bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor
diesel
- sistem pompa pribadi
- sistem distribusi dan
- sistem akumulator
Prinsip Dasar
Motor Diesel Empat Langkah
Mesin
empat langkah adalah mesin yang melengkapi satu siklusnya yang terdiri dari
proses kompresi, ekspansi, buang dan hisap selama dua putaran poros engkol.
Prinsip kerja motor diesel empat langkah di gambarkan pada gambar 2.1 dibawah
ini.
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah
Tinjauan Energi Motor Diesel
Motor diesel
dapat dipandang sebagai sistem yang menerima energi, mengubah sebagian energi
menjadi kerja dan membuang sebagian energi lain. Aliran energi masuk berasal
dari udara dan bahan bakar. Energi yang hilang berupa energi thermal yang
terbawa oleh gas buang, energi hilang dari radiator dan rugi gesekan, sehingga
volume atur dapat digambarkan seperti gambar 2.4.
Gambar 2.4. Volume Atur Untuk Menganalisa Kerja Maksimum
Parameter-parameter mesin
Parameter-parameter
mesin yang diukur untuk menentukan
karakteristik pengoperasian pada
motor bakar diesel
Gambar 2.1. Sistem Motor Bakar
Untuk sebuah
mesin dengan diameter silinder B , crank offset a , panjang langkah S dan
perputar dengan kecepatan N seperti pada
gambar 2.1 maka kecepatan rata-rata piston adalah ;
= 2SN
dimana N biasanya diberi satuan RPM (revolution per
minute), dalam m/detik
(ft/sec), dan B,a dan S dalam m atau cm (ft atau in).
Jarak s antara crank axis dan wrist pin axis diberikan
oleh persamaan
s
= a cos q
+
dimana
:
a
= crankshaft
r
= connecting rod length
q = crank shaft offset
Metoda Perhitungan
Daya poros efektif, Ne
Daya poros diperoleh dari pengukuran, dihitung dalam watt
(Nm/s) atau dalam kW dan didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan dengan
kecepatan putar poros engkol.
T = m . g . l (N.m)
dimana :
T = Momen torsi, Nm
M = Gaya berat, kgf
G = gaya gravitasi bumi, m/s2
L = panjang lengan momnen torsi, m
maka :
Ne = (kW)
Ne = Daya poros efektif, kW
N = putaran poros engkol, rpm
Tekanan efektif rata – rata, Pe
Tekanan efektif rata –rata didefinisikan sebagai tekanan
efektif dari fluida kerja terhadap torak sepanjang langkahnya untuk
menghasilkan kerja persiklus.
Pe = (kPa)
dimana:
Pe = tekanan efektif rata – rata, kPa
Z = Jumlah silinder
a = Jumlah siklus per putaran
= 1 untuk motor
2-langkah
= 2 untuk motor
4-langkah
Pemakaian bahan bakar, mf
Pemkaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/h, maka jumlah
bahan bakar yang terpakai sebanyak 10cc dalam detik adalah :
mf = (kg/h)
dimana :
t = waktu pemakaian bahan bakar sebanyak 10 cm3
rbb = massa jenis
bahan bakar
= 0,7329
gram/cm3 untuk bensin
Pemakaian bahan-bakar spesifik, Be
Pemakaian bahan
bakar spesifik merupakan parameter penting untuk sebuah motor yang berhubungan
erat dengan efisiensi termal motor. Pemakaian bahan bakar spesifik
didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam untuk
menghasilkan
Setiap kW daya motor.
Be = (kg/kWh)
Laju aliran massa udara, ma
Daya yang dapat dihasilkan motor dibatasi opleh jumlah
udara yang diisap ke dalam silinder. Pemakaian udara diukur dengan manometer
tabung-U, dimana yang diukur adalah beda tekanan pada tabung pitot. Laju aliran
udara karena pengaruh perbedaan tekanan pada tabung pitot.
Kecepatan aliran udara melewati pitot :
vu = C (m/s)
Laju aliran udara volumetrik yang melewati orifis :
mv = (m3/s)
maka laju aliran udara adalah:
ma = (kg/h)
Perbandingan bahan bakar-udara, F/A
Perbandingan bahan bakar-udara yang masuk ke karburator
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
F/A =
Laju air pendingin
Maka laju massa aliran air :
ma = ra . Qa (kg/s)
dimana :
ma = laju massa air
ra = massa jenis
air, kg/m3
Qa = debit aliran air, m3/s
Efisiensi volumetrik, hv
Efisiensi
volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran aliran udara ideal diperoleh dari persamaan :
Persamaan laju aliran udara ideal :
mia = VL
z n a kg/h
Efisiensi volumetrik adalah:
Efisiensi termal,
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang
dihasilkan terhadap jumlah energi bahan bakar yang diperlukan untuk jangka
waktu tertentu.
Neraca kalor
Panas yang dihasilkan dapat digunakan secara efektif.
Sebagian panas yang hilang dapat dinyatakan dengan prinsip balance energi
sebagai berikut :
a). Energi Masuk
·
Energi bahan bakar
masuk (Hf)
Hf = mf .
LHV (kW)
·
Energi udara masuk
(Hu)
Hu = mu . cpu
. T1 (kW)
b). Energi Keluar
·
Energi gas buang
(Hgb)
Hgb = (mu + mf)
. cpgb . Tgb
(kW)
asumsi : cpgb = 950 + (0.25Tgb) (J/kg.)
·
Energi poros
efektif dalam bentuk panas
HNe = Ne (kW)
·
Energi keluar air
pendingin (Hap)
Hap = map . cpap . (Tk
– Tm) (kW)
c). Energi
Yang Hilang (Qloss)
Qloss = (Hu + Hf) –
(HNe + Hap + Hgb) (kW)
Persentase keseimbangan energi menjadi :
1 =
Komentar
Posting Komentar